Istri Bung Karno

1. Oetari (1921-1923)

Siti Oetari adalah putri sulung Hadji Oemar Said Tjokroaminoto tokoh Sarekat Islam sekaligus merupakan istri dari Presiden Indonesia pertamaSoekarno. Soekarno menikahi Oetari usianya belum genap 20 tahun. Siti Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi Oetari pada tahun 1921 di Surabaya. Sewaktu itu Soekarno menumpang di rumah HOS Tjokroaminoto ketika sedang menempuh pendidikan di sekolah lanjutan atas. Beberapa saat sesudah menikah, Bung Karno meninggalkan Surabaya, pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di THS (sekarang ITB). Soekarno kemudian menceraikan Oetari.

2. Inggit Gunarsih (1923-1943)


Sudah lama jalan Ciateul berganti nama menjadi jalan Ibu Inggit Garnasih. Siapakah dia? Berikut satu artikel yang saya temukan.
Bung Karno dan H. Agus Salim, mereka berpolemik panjang lebar soal poligami. Bung Karno tidak setuju karena dianggapnya poligami adalah perendahan harkat dan martabat kaum perempuan sebaliknya Agus Salim setuju karena pengertian beliau yang mendalam. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu, Bung Karno istrinya banyak sementara Agus Salim tetap beristri satu.
Akhirnya segala sesuatu dikembalikan pada niatnya, yang luar biasa adalah istri Bung Karno, Ibu Inggit. Apabila Bung Karno api maka Inggit kayu bakarnya. Inggit menghapus keringat ketika Soekarno kelelahan, Inggit menghibur ketika Soekarno kesepian. Inggit menjahitkan ketika kancing baju Soekarno lepas, Inggit hadir ketika Soekarno muda membutuhkan kehangatan perempuan baik sebagai Ibu maupun teman. Inggit bagi Soekarno laksana Khadijah bagi Muhammad. Bedanya Muhammad setia hingga Khadijah meninggal sedangkan Soekarno kawin lagi, melangkah ke gerbang istana dan Inggit pulang ke Bandung, menenun sepi.
Dalam kamus hidupnya hanya ada kata memberi tak ada kata meminta. Inggit menjual bedak, meramu jamu dan menjahit kutang untuk nafkah keluarga, sementara Soekarno seperti singa yang mengaum dari satu podium ke podium berikutnya, pikirannya tercurah untuk pergerakan, Inggit yang setia mencari uang. Inggit mencinta karena cinta, tanpa pamrih tanpa motivasi. Suatu malam di jalan Jaksa, kedua pasang mata bertemu, Soekarno berkata “Aku cinta padamu”. Inggit tersipu menunduk dalam-dalam sambil mempermainkan ujung kebaya. Itulah cinta yang dibawakan Inggit dengan mesra, tanpa suara tanpa kata-kata, tanpa bahasa. Kejadian yang sangat lazim dan sederhana tetapi merupakan kejadian penting yang terlupakan oleh segenap bangsa.
Inggit menemani Soekarno yang terlunta-lunta di pembuangan. Jauh di Pulau Ende lalu di Bengkulu, Inggit tetap menemani, merupakan batere bagi kehidupan Soekarno yang menderita. Tetapi di ujung masa penjajahan Soekarno berkata pada Inggit, “Euis, aku akan menikah lagi supaya punya anak seperti orang-orang lain.”
“Kalau begitu antarkan saja aku ke Bandung!” jawab Inggit.
“Tidak begitu, maksudku engkau akan tetap jadi istri utama. Jadi first lady seandainya kita nanti merdeka.”
“Tidak, antarkan saja aku ke Bandung.” jawab Inggit lagi.
Akhirnya Soekarno mengantar Inggit ke Bandung. Kembali tinggal di jalan Tjiateul dan Soekarno balik ke Jakarta. Dalam kesepiannya Inggit selalu berdoa bagi kebaikan Soekarno. Inggit kembali menjual bedak, meramu jamu dan menjahit kutang sebagai nafkah.
Dagangannya dititipkan di toko Delima. Inggit tidak mengeluh. tidak menangis. Demikianlah cinta Inggit pada Soekarno. Cinta semata-mata karena cinta. Tidak luka ketika dilukai dan tidak sakit ketika disakiti, tanpa pamrih tanpa motivasi.
Siang itu aku lewat di Jl. Ciateul yang sibuk dan panas, yang sekarang dinamakan Jl Inggit Garnasih. Tampak sebuah rumah lama dicat baru, katanya disitu dulu Inggit tinggal dan akan dijadikan museum. Aku tengok isinya … kosong melompong. Tak ada yang ditinggalkan oleh Inggit selain satu pelajaran tentang CINTA.


3. Fatmawati (1943-1956)


Fatmawati (ada yang berkata nama aslina Fatimah. Red.) lahir pada tanggal 5 Pebruari 1923, dari suami-isteri Hassan Din dan Siti Chatidjah. Tidak memiliki rumah sendiri (dan selalu menyewa atau, menumpang), Hassan Din bukan orang berada. Kemelaratan ini lebih-lebih lagi melanda ketika Hassan Din harus keluar dari Borsumi dan aktif dalam gerakan Muhammadiyah di Bengkulu.

Pernah, ketika masih duduk di kelas II HIS Muhammadiyah, Fatmawati berjualan ketoprak seusai sekolah. "Inilah jalan yang aku tempuh untuk meringankan beban orangtuaku," tulisnya. Usia 12 tahun, sudah bisa dilepas di warung beras ayahnya.

Ketika usianya 15 tahun, Fatmawati bertemu dengan Sukarno. Bahkan seluruh keluarga -- ayah, ibu, Fatma dan adik ayahnya -- naik delman mengunjungi rumah Sukarno di Curup. "Masih kuingat, aku mengenakan baju kurung warna merah hati dan tutup kepala voile kuning dibordir." Pendapat Fatmawati tentang Inggit, yang waktu itu jadi isteri Bung Karno: "Inggit mempunyai pembawaan halus, pandai tersenyum dan gemar makan sirih. Berpakaian rapi, tak banyak reka-reka menurut model sebelum generasiku, memakai gelur bono Priangan. Pada penglihatanku, Ibu Inggit seorang yang tidak spontan, gerak-geriknya hati-hati. Bercakap pun demikian. Matanya kelihatan seakan-akan suka marah dan kesal. Jika orang tak kuat batin, rasanya susah berdekatan dengan beliau

Saat yang paling penting dalam kehidupannya, di saat-saat menjelang proklamasi 17 Agustus 1945, demikian Fatmawati. Ibu Negara ini yang menggunting dan menjahit bendera pusaka yang kini disimpan. Di masa-masa pergolakan ada beberapa catatan penting tentang soal yang bisa saja dianggap remeh-remeh. Misalnya: Kunjungan beliau yang pertama ke luar negeri adalah ke India. Beliau ketika itu memakai perhiasan pinjaman dari isteri Sekretaris Negara, seorang keturunan bangsawan kraton yang kebetulan punya persediaan.

Tentang Yogya - dan Fatma berdiam di gedung yang kini namanya Gedung Negara -- ia menulis: "Satu kali kami menjamu Merle Cochran dengan perabot dan pecah-belah pinjaman dari kiri-kanan dengan protokol `perjuangan`nya." Artinya: protokol yang juga sibuk pinjam taplak meja di rumah lain kalau kebetulan ada tamu negara. Juga protokol yang, tanpa bisa dilihat oleh tamu negara, bersembunyi dan memberi tahukan kepada Bung Karno, kapan dia harus angkat gelas. Istana waktu itu memang bukan Istana yang sekarang.
Fatmawati meninggal pada tahun 1980 dan dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Ia adalah istri ke-3 dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ia juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Dari pernikahananya dengan Soekarno ia dikaruniai 5 orang anak.


4. Hartini (1952-1970)


Hartini Soekarno, Lahir di Ponorogo Jawa imur pada tanggal 20 September 1924 beragama Islam. Hartini menempuh pendidikan awal di HIS ( Holland Indlands School ) dan terakhir Kelas dua SMA yaitu pada tahun 1942. Wanita Karir di bidang Wiraswasta ini beralamat di Jalan Proklamasi No. 62 di Jakarta Pusat.

Enam belas tahun dalam suka maupun duka, Hartini setia mendampingi suaminya hingga wafat. Resmi menjadi istri Soekarno, setahun setelah pertemuannya yang pertama di Prambanan, Yogyakarta tahun 1952. Ketika itu ia sudah menjadi janda berusia 28 tahun. Dengan suaminya yang pertama, Suwondo, ia dikaruniai lima anak. Menikah dengan Soekarno, ia mendapat dua anak.
Biasa dipanggil Tien, ia anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya, Osan, pegawai kehutanan, mendidiknya secara tradisional. Tidak mengherankan bila Tien berpendidikan formal hanya hingga kelas dua SMA. Pendapatnya tentang istri cukup sederhana. Selain sebagai istri, kita juga adalah ibu, kawan, dan kekasih bagi suami.
Sebagai ibu, menurut Tien, bila suami sakit harus dilayani dengan cermat. Meminumkan obat, memijati, dan mengelusnya hingga terlena. Sebagai kawan, di mana dan kapan pun, patut mengimbangi pembicaraannya. Ia banyak membaca dan rajin mengumpulkan informasi, agar mampu menjadi kawan bicara yang baik dan bijak.
Awet muda dan tampak cantik dalam usia 60 tahun. Rahasia kecantikan Hartini, setiap bangun pagi ia segera minum segelas air putih dan olah raga ringan. Juga minum jamu ramuan sendiri berupa kunyit, daun asam, temu, asem kawak, daun beluntas, dan gula merah, yang direbusnya. Ia minum jamu dua kali sehari dan tidak makan yang amis, seperti ikan dan telur. 


5. Kartini Manoppo (1959-1968)

6. Ratna Sari Dewi (1962-1970)


Ratna Sari Dewi yang berdarah Jepang bernama asli Naoko Nemoto, merupakan istri kelima dari mantan presiden Republik Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno, wanita kelahiran Tokyo, 6 Februari 1940. Yang dinikahi oleh Soekarno pada tahun 1962 itu terdaftar dengan nama lengkap Ratna Sari Dewi Soekarno yang beralamat di Shibuya-Ku, Kamiyama-Cho, 31-1, Tokyo.
Bagaimana pula dengan Naoko Nemoto? Dialah geisha yang begitu sempurna di mata Sukarno. Kecantikannya begitu mempesona, sehingga tak kuasa Sukarno meredam hasrat cintanya yang berkobar-kobar. Gadis Jepang ini lahir tahun 1940, sebagai anak perempuan ketiga seorang pekerja bangunan di Tokyo. Ia lahir dari keluarga sederhana, sehingga Naoko harus bekerja sebagai pramuniaga di perusahaan asuransi jiwa Chiyoda, sampai ia lulus sekolah lanjutan pertama pada tahun 1955.
Setahun kemudian, ia mengundurkan diri, dan menekuni profesi geisha Akasaka’s Copacabana yang megah, salah satu kelab malam favorit yang sering dikunjungi para tamu asing. Ke kelab inilah Sukarno datang pada 16 Juni 1959. Bertemu Naoko, dan jatuhlah hatinya. Setelah itu, Bung Karno masih bertemu Naoko dua kali di hotel Imperial, tempat Bung Karno menginap. Akan tetapi, versi lain menyebutkan, pertemuan keduanya terjadi setahun sebelumnya, di tempat yang sama.
Usai lawatan dua pekan, Bung Karno kembali ke Jakarta. Tapi sungguh, hatinya tertinggal di Tokyo… hatinya melekat pada gadis cantik pemilik sorot mata lembut menusuk, sungging senyum yang lekat membekas. Seperti biasa, Bung Karno mengekspresikan hatinya melalui surat-surat cinta. Cinta tak bertepuk sebelah tangan. Isyarat itu ia tangkap melalui surat balasan Naoko.
Tak lama, Bung Karno segera melayangkan undangan kepada Naoko untuk berkunjung ke Indonesia. Sukarno bahkan menemaninya dalam salah satu perjalanan wisata ke Pulau Dewata. Benih-benih cinta makin subur bersemi di hati keduanya. Terlebih ketika Naoko menerima pinangan Bung Karno, dan mengganti namanya dengan nama pemberian Sukarno. Jadilah Naoko Nemoto menjadi Ratna Sari Dewi. Orang-orang kemudian menyebutnya Dewi Soekarno.
Tanggal pernikahan keduanya, ada dua versi. Satu sumber menyebut, keduanya menikah diam-diam pada tanggal 3 Maret 1962, bersamaan dengan peresmian penggunaan nama baru: Ratna Sari Dewi berikut hak kewarganegaraan Indonesia. Sumber lain menyebut mereka menikah secara resmi bulan Mei 1964. Agaknya, sumber pertamalah yang benar.
Lepas dari kapan Bung Karno menikahi Ratna Sari Dewi, akan tetapi, cinta Bung Karno kepadanya begitu meluap-luap. Jika ia bertestamen agar dimakamkan di sisi makam Hartini, maka terhadap Ratna Sari Dewi, Bung Karno bertestamen agar dimakamkan dalam satu liang.
Faktanya, Hartini dan Ratna Sari Dewi yang begitu terlibat secara emosional pada hari terakhir kehidupan Bung Karno. Hartini yang setia mendampingi di saat ajal menjemput. Hartini pun tahu, dalam keadaan setengah sadar di akhir-akhir hidupnya, Bung Karno membisikkan nama Ratna Sari Dewi. Hal itu diketahui pula oleh Rachmawati.
Rachmawati, salah satu putri Bung Karno yang paling intens mendampingi bapaknya di akhir hayat, luluh hatinya. Tak ada lagi rasa “tak suka” kepada Hartini maupun Ratna Sari Dewi. Rachma sadar, ayahnya begitu mencintai Hartini dan Dewi, sama seperti besarnya cinta Bung Karno kepada Fatmawati, ibunya.
Buah asmara Bung Karno – Ratna Sari Dewi adalah seorang gadis cantik yang diberinya nama Kartika Sari Dewi atau akrab disapa Karina. Bung Karno sempat menimang bayi Kartika, meski jalan hidupnya tak memungkinkan untuk mendampinginya tumbuh menjadi gadis cantik, cerdas dengan jiwa sosial yang begitu tinggi. 


7. Haryati (1963-1966)

Sukarno juga memiliki istri-istri yang jarang dikenal publik. Salah satunya adalah Haryati. Mantan penari ini tadinya pegawai urusan kesenian di Sekretariat Negara. Keduanya menikah pada Mei 1963. Perkawinan ini tak membuahkan keturunan, dan perceraian Haryati-Bung Karno terjadi tiga tahun kemudian.

8. Yurike Sanger  (1964-1968)
9. Heldy Djafar




Istri Bung Karno

1. Oetari (1921-1923)
Siti Oetari adalah putri sulung Hadji Oemar Said Tjokroaminoto tokoh Sarekat Islam sekaligus merupakan istri dari Presiden Indonesia pertamaSoekarno. Soekarno menikahi Oetari usianya belum genap 20 tahun. Siti Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi Oetari pada tahun 1921 di Surabaya. Sewaktu itu Soekarno menumpang di rumah HOS Tjokroaminoto ketika sedang menempuh pendidikan di sekolah lanjutan atas. Beberapa saat sesudah menikah, Bung Karno meninggalkan Surabaya, pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di THS (sekarang ITB). Soekarno kemudian menceraikan Oetari.

sejarah fotografi

§                     1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.
§                     1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.

fotografi


Fotografi (dari bahasa Inggrisphotography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma(Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

persahabatan

sahabat sejati.. tak tergantikan untuk selamanya...

bekerja






teruslah bekerja keras... hidup ini untuk berkarya..
manfaatkan untuk yang terbaik

persahabatan

sahabat sejati.. tak tergantikan untuk selamanya...

wedding album design service






bisa melayani design album wedding
info lebih lanjut : akka_ziea@yahoo.co.id
dijamin sip :)

varian lay out dan desain album wedding


mungkin aja ini berguna buat kawan semua. sekedar garis besar buat bikin desain album wedding. cm kerangkanya aja. bisa di olah sendiri, warna dan ukurannya... sesuai selera anda..

tinggal masukin foto ke bagian kotak-kotaknya dan di poles dikit, atau ditambah sama ornamen gitu udah sip... :)
semoga berguna buat kawan smua... kalo mau download adadi sini.

1942 report (font)

font seru, buat kawans semua neh... asik kyaknya buat berbagai desain kalian.
monggo unduh disini. :)

varian lay out dan desain album wedding


mungkin aja ini berguna buat kawan semua. sekedar garis besar buat bikin desain album wedding. cm kerangkanya aja. bisa di olah sendiri, warna dan ukurannya... sesuai selera anda..

tinggal masukin foto ke bagian kotak-kotaknya dan di poles dikit, atau ditambah sama ornamen gitu udah sip... :)
semoga berguna buat kawan smua... kalo mau download ada di sini.

daftar penerbit seluruh Indonesia

DAFTAR ALAMAT PENERBIT NOVEL LENGKAP
Ini adalah daftar alamat penerbit novel lengkap yg udah gue kumpulin selama beberapa waktu.
bagi anda para penulis lama atau pemula yang mau melebarkan sayap ke penerbit lain silahkan
kontak penerbit-penerbit di bawah ini.
sekedar catatan : naskah yang ditolak, tidak berarti naskah kita jelek atau tidak layak. hanya saja mungkin sedang tidak sejalan dengan genre si penerbit.


PT. MIZAN PUSTAKA
Golden Plaza (Kompleks Golden Truly) Blok G No. 15-16
Jl. R.S. Fatmawati, Jakarta 12410Telp. 021-7661724, 021-7661725, 021-7508944Fax. 021-75817609, 021-7508945
HIKMAH ( All Genre )
mbak Sintha/ novi
Telp : 021- 75915762

wedding album design service



abadikan moment indah dalam hidup anda, dengan membuat desain album yang menarik dan indah. tentunya dengan selera anda sendiri.
info lebih lanjut : akka_ziea@yahoo.co.id

berbagi font

yang suka font metail. buat desain poster ok... kaos jg siipp...

silahkan di downloaddisini, 100% gratis .. :)


kaos blitar


cinta pada daerah asal... itu menjadi tema saya.. membuat desain kaos, yang semakin bisa menambah kecintaan kepada daerah asal...
agas selalu ingat dengan kota bung karno (julukan kota blitar)

mau pesan ? boleh, heheh.. silahkan kontak saya.


template baju/kaos jamper


ada tempalte baju/jaket... bisa buat contoh desain kaos. masi ada file cdr.
ada di sini gratis

berbagi font

yang suka font metail. buat desain poster ok... kaos jg siipp...

silahkan di download disini, 100% gratis .. :)


nonton balapan...




untungnya cm gratis... gratis.. gratis... hehehe

just snapshoot.

menuju tundosewu




Waoooww.....
Bayangin aja udah kepengen banget motret ke air terjun, dengan peralatan seadanya,
g ada filter, g ada tripod, cm camera doang.. hanya semangat yang berkobar. hehhe
Cuaca yang kurang bersahabat, udah semaleman ujan deres pasti deh jalannya licin.
Blm lg kalo jalan berlumpur khas pegunungan. Berangkat berlima dengan para sahabat akhirnya
dimulai juga petualangan seru ini.

Berjalan kurang lebih 3 jam dari perkampungan penduduk terakhir, desa Salamrejo-Resapombo
merupakan perjalanan yang seru. setelah bersusah payah menempuh perjalanan, akhirnya bertemu papan petunjuk ke arah air terjun
semangatpun semakin berkobar.. ehh ternyata cm ketemu sunginya aja. Belum sampai ke air terjunnya.

Memang dasar belum beruntung, sebenarnya kurang sedikit lagi perjalannnya. Mungkin kalo dalam
keadaan kering bisa 30menit aja sampe. Tapi ujan udah keburu dateng. Yaahhhh.. akhirnya cm
dipuasin aja foto2 sampe di sungai itu aja. Arusnya deres. Hawanya dingin. Seruuuuu....
Setelah hujan semakin tak bersahabat, akhirnya ya pulang aja deh. Daripada mlh ntar g bisa pulang.
Dipaksain main ujan2n mulai dari tengah hutan.. :D

pantai peh pulo


ni jalan menuju ke sana

Blitar, kaya akan bentang alam yang beragam. mulai dari pegunungan di sebelah utara, sungai,
dataran rendah serta pantai-pantainya yang eksotik di sebelah selatan.
tapi sayang tidak banyak yang tahu akan keberadaan pantai itu, ada beberapa yang belum
di ketahui oleh banyak orang, namun menyimpan keindahan yang tidak kalah dengan
pantai lain di Indonesia.

Salah satunya adalah Pantai Peh Pulo. Pantai yang belum lama dibuka ini memiliki keunikan khas pantai
selatan, yang memiliki ombak yang besar. Terletak sekitar 45km dari pusat kota Blitar, akses jalan
menuju tempat ini belum bgitu bagus, bahkan bisa dibilang cukup sulit.
Hanya terdapat jalan
yang dikeraskan dengan beton. Belum banyak yang berkunjung ke sana, terutama para wisatawan.
Mungkin yang lebih terkenal adalah pantai Jolosutro, Serang atau Tambakrejo. Tapi pantai Peh Pulo
ini tidak kalah indah dengan ketiga pantai tersebut.

Setelah perjalanan jauh yang memakan waktu cukup lama, begitu memasuki bibir pantai rasa
capek dalam perjalanan seolah hilang begitu saja ketika melihat hamparan pasir putih di pantai
ini. Belum lagi jajaran tebing karang dengan ombak yang besar, seperti layaknya pantai-pantai
di pulau bali, sangat indah.
Sejauh mata memandang hanya terdapat riak air yang masih bening dan bersih. juga masih terdapat ikan
di sana. Karena masih belum banyak di kenal, cukup sulit untuk mencapai jajaran bukit karang yang
begitu tinggi. dibutuhkan waktu beberapa saat untuk berjalan menuju kesana.
namun hanparan ombak yang begitu besar membuat semua itu menjadi indah.
Juga beberapa pulau kecil yang nampak di tengah lautan, sama sekali belum berpenghuni.
Benar-benar masih alami. Jika di kelola dengan baik oleh pemerintah setempat, mungkin
akan menjadi potensi wisata yang cukup diminati para wisatawan. Dengan pembangunan akses
jalan yang memadai, dan juga sarana yang baik. Maka akan lebih mudah untuk mencapai pantai ini.

ke pasar pagi-pagi




haduww.... rame bener ni pasar.. gak kayak pasar2 di jawa yg rama pas hari pasaran aja.. banyak yang unik dan menarik di sini.. mataku tertuju di jejeran bakul ikan segar. bkan ikannya yang membuatku tertarik. palstik2 kecil yang digantung di depannya, bak barang dagangan. ternyata itu adalah uang si pedagang.. mereka tak takut hilang atau di curi oleh pembeli.. padahal kalo mau ngambil, tinggal tarik aja. dah ludes tuh modalnya si pembeli.

mungkin taraf ekonomi yang mapan di sini, sehingga mereka tidak pusing mikir kalo akan kelilangan uang mereka. seandainya seluruh kawasan negeri kita kayak gini. betapa aman dan sejahteranya..

==lokasi : pasar sepinggan kaltim==

embuh ra eruh jenenge...




no coment...

tetes air




cb sedikit berekperimen.. dlu pernah bisa.. :p

tnyata sekarang jg masi ttp.. cm kok sulit bgt motrt yg bginian.. alate cm terbatas aja... hasilnya jg pas-pasan dah.. yah daripada g penah nyoba sm sekali...

mencoba untuk duet




maksi to DeNuunu.. weee,, selalu belajar, untuk menjadi yg terbaik deh

the view




alam inspirasiku

macro again




ternyata yg satu ini tak habis untuk di ekplorasi. selalu ingin lagi dan lagi.. :D

JJS




jalan-jalan sayang kalo dilewatkan gitu saja tanpa kenangan. apalagi dengan orang2 tercinta.. :)
thx hanie.. km isnpirasiku..

melihat duni lain




melihat duni, dari sisi yg lebih kecil. dari sisi yg tak pernah terbayangkan oleh kita.

tong edan




"JANGAN MENIRU ADEGAN INI"
Begitu mendengar saja, sekilas sudah menampakkan tanda tanya. Adegan apakah itu. saya juga
belum penah meihatnya sekalipun, hanya saja pernah mendengar sedikit cerita tentang atraksi maut ini.
Tong Edan. Begitu orang-orang menyebutnya. Atraksi orang yang menaiki sepeda motor,
dengan berputar-putar pada dinding sebuah papan besar yang menyerupai tong.
Tentu saja motor yang mereka tumpangi ini melintas di dinding kayu yang di tata sedemikian rupa,
dan hampir vertikal. Bagi kita tentu saja berpikir, mana mungkin bisa motor berjalan di bidang seperti itu.

Begitu memasuki area, yang sudah di tata sedemikian rupa. Bagian tepi "tong" itu ada tempat
untuk menonton. sedangkan atraksi dimulai dari tengah "tong" tersebut. Ketika sepeda motor
mulai dinyalakan, bunyi raungan mesinnya saja sudah memekakkan telinga. Betapa tidak, motor
yang digunakan juga bukan motor yang begitu bagus. Hanya saja mungkin sudah dimodifikasi
agar bisa digunakan untuk atraksi ini.

Para pemainnya juga tidak menggunakan pengaman sekalipun. Enatah itu helm atau apa.
seolah - oleh mereka juga sedang mengendarai sepeda motor di jalan biasa.
Ketika dua orang pengandara mulai menarik gas sepda motornya lebih kencang, maka motorpun
melaju semakin kencang. Semakin naik - naik. Bahkan mencapai bibir "tong" yang notabene
tempat para penonton menyaksikan atraksi maut ini.
Para penonton terlihat menutup telinga, sura begitu bising oleh duo motor yang berputar semakin cepat itu.
Seolah para pemain itu tidak merasakan, betapa ngerinya para penonton yang menyaksikan.
Sesekali meraka bahkan melakukan atraksi lepas setir, atau duduk bersila, atau yang lainnya
layaknya mereka sedang tidak mengendarai di tempat yang mengerikan itu.
Andai saja terjadi kesalahan yang kecil saja, tentu nyawa yang akan menjadi taruhannya.
Karena laju kendaraan yang cepat dan pemain yang tanpa menggunakan pelindung sama sekali,
sungguh tontonan yang ngeri.

Sebenarnya tidak lain hanya untuk mencari uang, mencari sesuap nasi.
Kadang di tengah atraksi, meraka mengambil "saweran" yang diberikan oleh penonton.
Tapi demi sesuap nasi, meraka harus melakukan pertunjukan yang menjadikan nyawa mereka
sebagai taruhannya. Setelah acara usai, tepuk tangan penontonpun bergemuruh. Seolah
menjadi obat capek mereka, entah setelah berapa kali mengitari "tong gila". Sayapun puas tapi sambil bergidik
ngeri melihat artaksi ini.
Jangan meniru adegan ini pesan saya.